'cookieChoices = {};' Nasihat Islami, Dan Kesehatan Islami.: Menjaga keimanan

Thursday, November 13, 2014

Menjaga keimanan

hmramly::Sekedar Informasi, Menjaga keimanan, Ahklakul karimah, budi luhur,kesehatan, lansia sehat,Kesehatan Lansia, Psikologi Lansia, pasien Geriatri dan Psikogeriatri, Gerontologi, aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi,  anti-aging therapies , berita berita. Mengaku iman pasti dicoba, Jadi Orang kaya Cobaan, jadi orang miskin juga cobaan. Mengikat keimanan, mempersungguh, mengagungkan, syukur dan berdoa,Ciptakan kerukunan mulai dari keluarga sampai dalam bermasyarakat. Belajar menerampilkan bertuturkata baik, Sabar keporo ngalah, Jujur dana amanah, tidak merusak kehormatan hak asasi sesama, saling menghargai dan saling memperhatikan. Ciptakan generus yang solih, alim dan faqih, berakhlaqul karimah, dan mandiri, serta punya tobiat luhur, Jujur, amanah, rukun, kompak, kerjasama yang baik, mujhid muzhid, wujudkan falsafah roda berputar, yang lemah dibantu, yang tidak bisa diberi pelajaran, yang lupa diingatkan, yang salah diarahkan pada kebenaran dan disuruh bertaubat.Harus punya keyakinan yang kuat pada Allah dan Rasul, setelah mati ada kampung akhirat sorga dan neraka. Perjalanan akhirat itu sangat panjang penuh penderitaan sebelum ditempatkan di sorga atau dineraka, kecuali orang yang berimanSebagai Muslim harus tahu bahwa punya buku pegangan utama ,Alquran dan alhadist. Muslim wajib meningkatkan ilmu, ilmu dunia utamanya ilmu akhirat karena ilmu akhiratmu bakal ditanya.Berlatih bersangka baik (husnudhon) jangan bersangka jelek (syakudhon). Paham teori praktek, mana halal mana harom, mana sah mana tidak sah, mana iman mana kafir, mana pahala mana dosa, mana menikah mana berzinah, mana suci mana tidak suci, mana mahrom mana bukan mahrom, mana pahala mana dosa, mana membawa kesorga mana membawa keneraka. Koreksilah dirimu sebelum kamu dikoreksi Allah. Alasan alasanmu didunia hanya mendatangkan penyesalan disisiNya.Penyesalan itu datangnya belakangan dan tidak ada gunanya kalau sudah disisi Allah. Berdoalah, mungkin qodar anda dapat berobah. Karena tidak ada yang bisa merobah qodar Allah kecuali dengan doa.Jagalah hati, makhmumil qolbi.Awal dari kehancuran manusia bila ia lebih mencintai dunia dan takut mati, wahnun.




Menjaga Keimanan







Dunia sudah "tua", artinya tanda tanda kerusakan jaman telah jelas terlihat, ciri ciri yang dikemukakan oleh Junjungan kita Nabi SAW sudah terwujud dimana mana. Tanpa menjaga keimanan anda dengan cara yang kuat, bisa bisa, pagi anda iman sore anda tak terasa sudah mengkufuri Allah, sore seseorang iman tak terasa paginya sudah keluar dari agamanya. Apalagi kenyataan dimana mana rumah tangga, agama bagi anggota keluarga dibiarkan begitu saja. Orang tua tidak hirau dengan urusan agama anak anaknya, mau paham syukur mau tidak paham situlah. Ibarat orang didesa melepas ayam kampung peliharrannnya, dibiarkan mencari makan sendiri. Pagi kandang dibuka, sore ayam datang sendiri masuk kandang, kandang ditutup. Begitu juga agama si fulan si painem mboh ora weruh. Yang penting pergi sekolah, sekolah sekolah. Tak salah kalau Jokowi mencanangkan revolusi mental.   Menjaga keimanan tidaklah mudah. Karena "hijaunya" dunia merupakan cobaan teramat berat. Perobahan dunia seisinya, kelakuan makhluk manusianya merupakan cobaan yang sangat serius. Penemuan penemuan ilmu, penemuan segala sesuatu untuk kesenangan dunia, tidak memperhatikan halal haram cobaan berat. Semua yang terwujud, kebanyakan bukanlah di wujudkan dari orang yang paham agama, sehingga tidak mempertimbangkan urusan hukum Allah. Jadi ironi di negeri ini yang katanya mayoritas Muslim pembinaan agama manusia sejak lahir tidak terurus dengan baik, sejak lahir. Agama yang dipeluk dalam suatu keluarga berkembang begitu saja, ibarat melepas ayam kampung tadi, cari makan sendiri, besar sendiri, bertumbuh sendiri, masuk kandang sendiri kalau mau. Orang tua merasa puas, ketika menikah mengucapkan kalimah syahadat Islam seremonial, puas mantab. Waktu lahir dibuatlah akte kelahiran dengan bangga "agama : Islam", sahlah Islamnya. Tanpa tau tetek bengek ilmunya. Yang pentingkan niat saya. Merasa bereslah Islamnya. Mengaji alif, ba, ta... iqro..tammat, Top bereslah keimanannya. Baca Alquran dari surat Alfatihah sampai tammat surat Annas, bereslah Islamnya. Tanpa tau apa arti yang dibaca, makna , keterangan, asbabul nuzulnya, sudah pol. Dalam keadaan seperti itu naik Haji, tambah pol tambah merasa terhormat, pakai sorban keren.  Wah itu makna arti itu urusan orang di pasantren, Subhanallah, begitu ya. Sembahyang atau sudah solat, merasa pol, tanpa tahu ilmunya, yang penting gue sudah solat, Allah kan Maha tahu, itu dalilnya.
matsalu alladziina hummiluu alttawraata tsumma lam yahmiluuhaa kamatsali alhimaari yahmilu asfaaran bi/sa matsalu alqawmi alladziina kadzdzabuu bi-aayaati allaahi waallaahu laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina ( Q 62:5)
Gambarannya orang orang yang membawa kitab Taurot, kemudian dia tidak membawa pada kitab sebagaimana himar membawa kitab. Demikian itu sejelek jeleknya gambaran kaum yang mendustakan ayatayat Allah. Adapun Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang aniaya.

Demikian itu harus menjadi renungan bagi Muslim, orang dulu saja yang tidak paham pada Taurot saja sama hukumnya orang yang mendustakan ayat Allah, apalagi Alquran yang menjadi tuntunan utama setiap Muslim. Himar membawa kitab, tau apa himar dengan isi kitab, kalau itu terjadi pada manusia jadilah dia tergolong orang yang mendustakan agama.
Maka itu saatnya bertaubat, mulailah meningkatkan kepahaman agama. Apalagi saat sekarang sangat berat menjalankan agama dengan cara benar, bukan fitnah saja, tapi juga  semua apa yang terjadi diluar hampir semua bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul. Kalau kita sebagai orang tua tidak punya kepahaman yang kuat, bagaimana pula anak anak yang kita lahirkan merupakan amanah Allah.
Cobalah memahami ini, Mengikat keimanan, caranya , mempersungguh. Yang namanya mempersungguh itu tidak asal asalan. Asal hatinya Islam, Allah tahu hatiku adalah Islam. Tidak begitu. Yang namanya "iman" qoulun wa fiklun" , ya ucapan ya perbuatan. Nah ini Allah tahu kalau kita mempersungguh.
Kemudian mengagungkan, kalau orang mengagungkan tentu tidak meremehkan, contoh, ketika ada waktu solat tiba, sementara ada tamu "bisnis", ya solat dulu, tamunya diajak solat juga, jangan terus mau diajak berkhayal dapat untung gede. 
Berusaha syukur, baik ucapan maupun perbuatan. Ucapan , mengucapkan alhamdulillah. Perbuatan, contoh bila dapat rejeki, tidak dimakan semua. Sebab sebagian dari rejeki itu ada titipan Allah untuk orang lain, prakteknya infaq, sodaqoh sesuai kepahaman.
Dan berdoa, dalam suatu hadist diterangkan otaknya ibadah itu adalah doa. Coba anda pikirkan. Di ayat lain orang yang tidak mau berdoa dihukumi orang yang sombong. Jangan semua pakai ratio, kita tidak tau apa yang terjadi di depan, dan kita juga tidak tau tentang qodar kita. Dengan doa inilah merupakan penjagaan dari keimanan kita terhadap apa yang bakal terjadi didepan.
Ciptakan kerukunan mulai dari keluarga sampai dalam bermasyarakat. Belajar menerampilkan bertuturkata baik, Sabar keporo ngalah, Jujur dana amanah, tidak merusak kehormatan hak asasi sesama, saling menghargai dan saling memperhatikan. Ciptakan generus yang solih, alim dan faqih, berakhlaqul karimah, dan mandiri, serta punya tobiat luhur, Jujur, amanah, rukun, kompak, kerjasama yang baik, mujhid muzhid, wujudkan falsafah roda berputar, yang lemah dibantu, yang tidak bisa diberi pelajaran, yang lupa diingatkan, yang salah diarahkan pada kebenaran dan disuruh bertaubat.
Kiranya mudah mudahan bisa manfaat, amiin.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts